PENGGARIS KAYU
25 tahun sudah waktu terlewati dengan cepat, terima kasih guruku. Detak jantung menandakan ritme yang tidak beraturan, kulihat jam tangan sudah menunjukan pukul 06.57, sementara bel masuk sekolah pukul 07.00 tepat. Jarak dari jalan raya ke sekolah 500 meter, kedua teman ku sudah mengambil langkah seribu menuju pintu gerbang sekolah. Aku terlambat melangkah beberapa detik dibelakangnya.
Dengan nafas tersendat sendat, baju seragam dan rambut yang sedikit acak acakan, terlihat dengan gagah sang guru di depan gerbang sudah siap menyambut kedatangan kami. Bagaikan petir menyambar disiang bolong, "kenapa kamu terlambat?" terdengar lantang suara sang guru. Belum sempat menjawab pertanyaan pertama, sang guru memerintahkan kami bertiga untuk membalikan badan. Dengan perasaan was-was hatiku berkata "apa gerangan yang akan terjadi?".
Terdengar jelas ada bunyi "plak, plak, kreekk" dan terdengar rintihan dari temanku. "Umar dan Zaid. Mereka pun segera masuk kelas. Terlihat kedua temanku masuk kelas sambil mengusap ngusap kakinya dengan ekpresi wajah yang meringis. Aku mengira selamat dari pukulan penggaris kayu karena penggaris yag dipakai memukul kedua temanku patah. Baru saja mau melangkahkan kakiku terdengar suara sang guru memanggil namaku dan menuruh ku untuk membersihkan semua WC yang ada di sekolah. Terlihat kedua temanku dengan dengan wajah sembringah sambil membalikan jempol tangan seraya berkata, "selamat ya"
Trims
0 Komentar