ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN SESUAI DENGAN PENDIDIKAN BERBASIS TdBA
GPAI SMPN 1 Bungursari
Islam sebagai rahmat bagi alam semesta seperti halnya guru adalah karunia bagi murid-muridnya. Allah berFirman dalam QS. Al Anbiya ayat 107 :
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiya: 107).
Makna dari sebutan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin) tersebut ialah mencerminkan bahwa ajaran agama islam yang didakwahkan oleh nabi Muhammad merupakan hal yang dapat membawa kedamaian, tenenangan, dan keamanan bagi seluruh hal yang ada di alam semesta.
Kata islam sudah tertulis dalam QS. Al-Maidah ayat 3 yang merupakan ayat terahir yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad saw, bahwa islam adalah agama yang diridhaiNYA.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
Adapun secara terminologi "Islam" dalam bahasa Arab adalah salima (سلم, "selamat"). tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), atau masuk dalam kedamaian, kesekelamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām)
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-Nya.
Istilah "Islam" juga dapat diartikan sebagai agama yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai jalan keselamatan di dunia dan akhirat yang ajarannya dilandasi oleh tauhid dan diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.(At-Tuwaijiri 2010)
Islam adalah agama fitrah sehingga pokok-pokok ajarannya sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT telah menganugerahkan fitrah kepada setiap makhluknya baik manusia maupun hewan. Namun yang membedakannya adalah dalam melaksanakan fitrah, seorang manusia diatur oleh norma dan moralitas Agama sedangkan hewan tidak demikian.
Kedatangan islam melalui utusan Allah Nabi Muhammad saw mempunyai misi yang sangat mulia yaitu selain mengemban misi reformasi akidah (mengesakan Allah), Nabi Muhammad SAW juga mengemban misi reformasi akhlak. Seperti telah diketahui, bahwa keadaan akhlak bangsa Arab sebelum Nabi diutus adalah akhlak Jahiliyah. Perbuatan-perbuatan seperti mabuk-mabukan, berjudi, berzina, mengubur bayi perempuan hidup-hidup dianggap perbuatan biasa bahkan dianggap pula sebagai ukuran kehebatan seseorang. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan-perbuatan tersebut merupakan simbol masyarakat tidak beradab. Ketika fajar Islam mulai terbit kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut sedikit demi sedikit dikikis. Islam mengajarkan bahwa mabuk-mabukan, berjudi dan berzina adalah perbuatan tercela sehingga harus segera ditinggalkan. Islam mengajarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Bahkan Nabi mengangkat derajat kaum wanita dengan sabdanya ”Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu”, ataupun keutamaan berbakti kepada ibu. Nabi mengatakan hal itu di tengah-tengah kaumnya yang tidak memberi penghormatan kepada kaum wanita. Kedatangan Nabi mendorong kaumnya menjadi bangsa yang beradab dan berakhlak. Sabda beliau Rasulullah SAW yang artinya : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. (HR. Ahmad). Akhlak yang baik (akhlakul karimah) merupakan landasan sekaligus pengendali dalam melaksanakan semua aspek kehidupan seperti sosial, budaya, politik, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Dalam menyampaikan ajaran Islam termasuk aspek akhlak Nabi tidak hanya secara lisan, tetapi juga dicontohkan langsung oleh Nabi atau keteladanan, beliau sendiri mempraktekkan apa yang beliau ajarkan. Sehingga secara sukarela kaum Muslimin mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran beliau dan terpatri kuat di dalam lubuk hati. Sampai saat ini dan seterusnya walaupun Nabi sudah wafat 14 abad yang lalu, umatnya tetap konsekwen menjalankan ajaran-ajarannya. Keteladanan Nabi diakui oleh Allah dalam firmanNya yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (QS. Al Ahzab : 21) Para sahabat adalah manusia yang sangat beruntung karena diperkenankan mencontoh langsung budi pekerti agung Rasulullah. Sebuah hadits yang dikeluarkan oleh sahabat Anas RA mengatakan : Rasulullah SAW adalah manusia yang terbaik akhlaknya. (HR. Muttafaq ’Alaih) Keteladanan akhlak hanya lahir dari sosok yang berakhlak agung, budi pekerti luhur sudah mendarah daging baginya, yakni Rasulullah SAW, seperti dinyatakan pada ayat berikut ini yang artinya : ”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. “(QS. Al Qalam : 4) Nabi Muhammad SAW telah membimbing umat manusia mencapai derajat kemuliaan dengan akhlak yang dimilikinya. Dengan kemuliaan akhlaknya seseorang dapat diterima dengan mudah dalam pergaulan sehingga dia dapat menyumbangkan kemampuannya. Akhirnya dia menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Nabi pernah bersabda yang artinya : “Orang yang terbaik di antara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. “(Al Hadits)
Prof. Dr. Quraisy Shihab menjelaskan dalam tafsir Al Misbah-nya bahwa dalam memahami redaksi QS: al-Anbiya/21:107 ini sangat singkat, tetapi ia mengandung makna yang sangat luas. Pembentukan kepribadian beliau yang telah merupakan kehendak Allah telah menjadikan sikap, ucapan, perbuatan bahkan seluruh totalitas beliau dengan ajaran yang beliau sampaikan, karena ajaran beliau pun adalah rahmat menyeluruh sehingga dengan demikian, menyatu ajaran dan penyampai ajaran, menyatu risalah dan rasul, dan karena itu pula rasullah saw adalah penjelmaan konkret dari akhlak Al-qur’an.
Islam merupakan Rahmatan Lil’alamin karena walaupun ajarannya diturunkan di jazirah Arab tetapi ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan bahkan juga bagi mahluk Allah lainnya. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala ruang lingkupnya, tidak memandang ras, suku, warna kulit maupun kebangsaan. Mayoritas umat manusia sebagai penduduk dunia mempunyai perbedaan latar belakang, tetapi hal itu bukan menjadi alasan untuk saling menyakiti satu sama lain. Ajaran Islam akan selalu relevan sampai kapan pun, Islam sendiri bersifat universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.Sifat universal Islam ini terdapat dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Anbiya ayat 107 :
Dalam ajarannya islam memerintahkan berbuat baik kepada alam semesta, bukan hanya kepada sesama manusia tetapi Allah memerintahkan manusia untuk menyayangi binatang, menjaga kelestarian alam sekitar dengan t idak merusak ekosistem alam yang sudah diciptakanNYa, kemudian manusia diperintahkan untuk bersyukur dengan cara mengembangkan pemanfaatan dan pengelolaan alam semesta dengan rasa kasih sayang sehingga terjadi harmonisasi alam yang seimbang.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang Muslim itu adalah orang yang orang-orang Muslim lainnya merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya." Hadits riwayat Bukhari berbunyi, "Seseorang bertanya kepada Nabi, apakah (amalan-amalan) yang baik di dalam Islam? Nabi menjawab: engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan kepada orang yang engkau tidak kenal. Selain itu, dalam hadits riwayat An-Nasa'i, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang muslim itu adalah orang yang orang-orangnya manusia lainnya merasa aman (kejahatan) lisan dan tangannya dan orang mukmin adalah orang yang manusia lainnya merasa aman atas darah (jiwa) dan harta mereka." Dari tiga hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam sebagai agama secara normatif memastikan terwujudnya kedamaian dan keselamatan seluruh umat manusia, dan orang muslim tidak lain adalah mereka yang mewujudkan nilai-nilai luhur Islam tersebut..
Islam adalah ajaran yang dapat membawa kedamaian dan ketenangan bagi setiap umat manusia secara universal. Oleh sebab itu, sebagai pemeluk agama islam, kita juga diwajibkan untuk mengamalkan ajaran agama dengan baik untuk dapat menciptakan kondisi damai untuk seluruh alam sebagaimana sebutannya sebagai rahmatan lil alamin.
0 Komentar