Tasikmalaya – Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya mengadakan Workshop Kegiatan MGMP Tingkat Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa, 22 Maret 2022 di Hotel City, Tasikmalaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan workshop untuk semua MGMP SMP yang diadakan dari tanggal 21 s.d. 23 Maret 2022. “Acara yang dihadiri oleh 202 orang guru dari 4 mata pelajaran ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik, khususnya jenjang SMP di Kabupaten Tasikmalaya,” ujar H. Daris selaku Kepala Bidang GTK saat membacakan laporan kegiatan tersebut.
Workshop dibuka pada pukul 08.00 WIB. dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan do’a yang dibacakan oleh Ust. Husni selaku Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Tasikmalaya. Acara selanjutnya adalah laporan kegiatan yang disampaikan oleh Kepala Bidang GTK lalu acara pun dibuka oleh Drs. H. Iin Aminudin, M.Si. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya
Usai acara pembukaan, peserta workshop dibagi menjadi empat kelompok sesuai mata pelajarannya untuk mengikuti materi workshop I yang akan disampaikan oleh para narasumbernya masing-masing. Demikian juga halnya, sekitar 21 guru PAI mengikuti materi workshop Model Pembelajaran “ISLAMI”, Belajar PAI Menjadi Lebih Menyenangkan dan Efektif yang disampaikan oleh Rizal Dalil, M.Pd.I., selaku narasumber dari SMPN 1 Kota Bogor.
Pada sesi pertama, Rizal Dalil menjelaskan: “Model Pembelajaran ‘ISLAMI’ adalah singkatan dari Ikhlas, Students Centred, Life Skills, Active & Fun, Modelling & Muhasabah, and ICT Based. Model pembelajaran ini bukanlah teori tanpa aplikasi, namun suatu model pembelajaran yang dikembangkan dengan dasar teori-teori pendidikan serta telah diujikan sekitar 17 tahun dalam praktek pembelajaran di SMPN 1 Kota Bogor. Implementasi ‘ISLAMI’ diharapkan dapat mewujudkan proses belajar-mengajar PAI yang lebih menyenangkan dan efektif.” Diharapkan bisa tertanam cinta sejati kepada Allah Swt. dalam hati para murid sehingga memotivasi mereka untuk mempelajari ajaran Islam tanpa batasan waktu dan ruan, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada sesi kedua, para guru PAI tampak begitu antusias dan asyik dalam praktik game pembelajaran PAI yang disampaikan secara berkelompok dengan menggunakan metode pembelajaran carousel. Mereka mempelajari game konvensional, seperti: Ular tangga, Bingo, Tac tic toe dan Make a match. Kemudian, Rizal membimbing para peserta workshop dalam membuat dan menggunakan game berbasis ICT, seperti Tak-tik boom, Tebak gambar dan Wordwall. Kemudian untuk memanfaatkan waktu yang tersisa maka Rizal juga mengenalkan Thibbun Nabawi (Pengobatan nabi) sebagai life skill yang dibutuhkan oleh para guru PAI.
Selain itu, para guru PAI juga mengikuti materi workshop II yang disampaikan oleh pengawas pembimbing mengenai Metode Pembelajaran PAI kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan acara penutupan. Sebagai evaluasi kegiatan maka dibagikan kuesioner Workshop Model Pembelajaran “ISLAMI” kepada para peserta. Berdasarkan hasil angket, sebagian besar peserta (73%) berpendapat bahwa materi dan teknik penyampaiannya sangat baik. Adapun testimoni peserta workshop, di antaranya adalah sebagai berikut: “Subhanallah, Luar Biasa mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Banyak sekali ilmu yang saya dapat melalui pelatihan ini, memotivasi kami agar lebih kreatif dalam melaksanakan metode pembelajaran yang menyenangkan.”
Semoga workshop kegiatan MGMP ini mampu meningkatkan kompetensi serta memotivasi para guru PAI agar kreatif dan inovatif dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran PAI yang lebih menyenangkan dan efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat dari para guru PAI dalam usaha dakwah ini karena tak cukup hanya mengandalkan metode atau media pembelajaran saja. Hal ini sebagaimana nasihat dari Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor: “Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran. Metode pembelajaran adalah sesuatu
yang penting, tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran. Dan jiwa (ruh) seorang guru lebih penting daripada guru itu sendiri.”
Rep: Rizal.
0 Komentar