SECANGKIR K☕PI
Adakalanya hati ini berbicara "Kenapa saya sudah rajin ibadah, ta'at ikuti perintah, jauhi larangan, tapi tetap saja hidup ini tak berubah, keluarga ini selalu sengsara menderita tak jauh lebih baik dari orang lain, bahkan kadang heran malah mereka yang suka maksiat yang lebih sejahtera hidupnya mendapat nikmat. Kalau begitu.. jangan-jangan balasan rajin ibadah mendekati Allah ini tak ada, tak berpengaruh lebih baik dikehidupan ini..?
Perhatikan pesan hikmah ini ;
اِنَّماَ جَعلَ الدَّرالاَخِرَة َ مَحَلًا لِجَزَاءِ عِباَدِهِ المُوءْمِنينَ لاَِنَّ هٰذ هِ الدَّرَ لاَ تَسَعُ ماَ يُرِيدُ انْ يُعْطيَهُم وَلاَنَّهُ اَجلَّ اَقداَرَهُمْ عنْ اَنْ يُجاَزيَهُِم في داَرِِ لاَبَقاَءَ لهاَ [الحكم إبن عطاء اللّه السّكندري]
"Bahwasanya Allah SWT menjadikan akhirat sebagai tempat balasan amal baik bagi hambanya itu tidak langsung kontan dibalas amal kebaikannya di dunia, karena alasannya :
1. Dunia ini bukan tempat balasan sebenarnya, maka tak akan cukup untuk membalas amal baik.
2. Hamba Allah yang ta'at itu agung, mulia martabatnya, sedangkan dunia tempat hina, fana.
Oleh karenanya tak pantas jika balasan bagi makhluk yang agung mulia ini diberikan sekarang di dunia tempat yg hina, fana bakal hancur ini.
Lakaukan saja amal sebanyak-banyaknya dengan ikhlas, istiqomah soal balasan pahala itu hak prerogatif Allah bagi hamba yang ta'at akan Allah berikan semua nikmat nanti ditempat mulia yang kekal abadi yaitu di Syurga (akhirat)
0 Komentar