DAN QADAR
Dalil tentang adanya qadha dan qadar ini tersurat dalam beberapa ayat al-Quran antara lain:
- QS. Al-Ahzab/33:38
Artinya: "…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."
- QS. Al-Qamar/54:49
Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran." [Al-Qamar/54:49]
- HR. Muslim
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan takdir
untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan
bumi." (HR. Muslim).
Jadi qadha dan qadar Allah SWT itu
adalah benar adanya. Hal tersebut disebutkan baik dalam al-Quran maupun hadis.
Karena itu, terkait dengan qadha dan qadar Allah SWT ini kita harus mengimani
bahwa kehendak Allah meliputi segala sesuatu: baik yang terjadi maupun yang
tidak terjadi, baik perkara besar maupun kecil, baik yang tampak maupun yang
tersembunyi, baik yang terjadi di langit maupun di bumi.
Salah satu rukun
iman yang wajib diyakini seorang muslim adalah iman kepada qada dan qadar.
Takdir yang diciptakan Allah SWT, baik itu takdir baik, maupun takdir buruk.
Ketentuan mengenai iman terhadap qada dan qadar ini tertera dalam sabda Nabi
Muhammad SAW. Waktu itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada beliau.
Rasulullah SAW menjawab:
"Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya;
kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang
baik dan yang buruk," (H.R. Muslim).
Arti Iman Kepada Qada
dan Qadar Dalam uraian "Beriman kepada Qada-Qadar" yang diterbitkan
Kementerian Agama, disebutkan bahwa qada, secara bahasa artinya ketetapan,
ketentuan, ukuran, atau takaran. Kemudian, secara makna, qada merupakan takdir atau
ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan dan
ketentuan ini sudah diatur Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta.
Hal ini berdasarkan firmannya dalam surah
Al-Hadid ayat 22:
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan
sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,”
Artinya, qada
merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu
terjadi. Allah SWT sudah menetapkan bayi yang baru lahir itu akan menjadi
siapa, entah menjadi orang alim, penjahat, dan lain sebagainya. Oleh Allah SWT,
sudah ditetapkan juga profesinya, entah menjadi seniman, guru, wirausahawan,
dan lain sebagainya.
Rujukannya adalah
sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap
makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi,"
(H.R. Muslim).
Sementara itu, qadar
adalah realisasi dari qada itu sendiri. Secara bahasa, qadar berasal dari
bahasa Arab, qadar yang artinya ketetapan yang telah terjadi atau keputusan
sudah yang diwujudkan. Secara istilah, qadar atau takdir adalah ketetapan atau
keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas
segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.
Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan kadar mu'allaq.
Pertama, qadar mubram
adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua,
dan lain sebagainya.
Kedua, qadar mu'allaq
yang berarti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang
diupayakan hambanya.
Dalil mengenai qadar
mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah
Ar-Ra'd ayat 11:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,".
Kendati perkara qada
dan qadar ini sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan qada telah ditetapkan sejak
zaman azali. Namun, keduanya adalah perkara gaib. Dilansir dari NU Online,
karena qada dan qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa menjadi alasan
seorang muslim bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya. Tetapi, ia harus
berusaha dan berikhtiar untuk memanfaatkan potensi yang dianugerahkan Allah
SWT. Dengan usaha dan ikhtiar, seorang muslim dapat mengaktualisasikan
potensinya dan bekerja secara produktif di masyarakat. Fungsi Beriman kepada
Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar bermanfaat bagi yang meyakininya.
Jika dianut dengan benar, iman kepada takdir dapat mengantarkan seseorang
kepada kebahagiaan dan kemakmuran.
Berikut ini
fungsi-fungsi iman kepada qada dan qadar,
sebagaimana dikutip
dari Pendidikan Agama Islam (2017) yang diterbitkan Kemenag.
1.
Mendorong
kemajuan dan kemakmuaran Dengan meyakini takdir mubham bahwa Allah SWT telah
mengatur hukum alam secara teratur, manusia dapat merencanakan usahanya dengan
logis dan rasional. Sebab, takdir pasti dilatari dengan kausalitas atau sebab
akibat. Dengan mengimani qada dan qadar, manusia bisa memanfaatkan hukum yang
pasti sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang maksimal.
2.
Menghindari
sifat sombong Orang yang mengimani qada dan qadar akan terhindar dari sifat
sombong. Bagaimanapun juga, segala pencapaian yang ia raih berasal dari
ketetapan Allah SWT. Tidak ada kesuksesan dari hasil usahanya sendiri,
melainkan juga takdir dari Allah SWT. Iman kepada qada dan qadar akan membuat
seorang muslim rendah hati. Ia sadar bahwa keberhasilannya merupakan campur
tangan dan pertolongan dari Allah SWT.
3.
Melatih
husnuzan atau berbaik sangka Allah SWT selalu menetapkan hal baik kepada
hamba-hamba-Nya. Biarpun seseorang mengalami musibah atau bencana, peristiwa
buruk itu dimaksukan sebagai ujian atau teguran kepadanya. Seseorang yang
mengimani qada dan qadar akan selalu berhusnuzan bahwa Allah SWT adalah Zat
yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tak ada takdir yang ditetapkan dengan maksud
buruk Allah kepada seorang muslim.
Sumber :
https://tirto.id/iman-kepada-qada-dan-qadar-pengertian-maknanya-menurut-islam-gakC
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman%20qada%20dan%20qadar-anto/topik1.html
0 Komentar